1.Sego (Nasi ) Gandul
(sumber : Kompasiana)
Setiap
daerah memiliki masakan khas yang bisa mengoyang lidah, termasuk Pati, kota
kecil di pesisir
utara Jawa Tengah. Pati memiliki
kuliner khas yang tidak ditemukan di kota-kota lain, yaitu: Sego Gandul Gajah
Mati.Kalau dilihat namanya Sego Gandul atau Nasi Gandul bisa menyesatkan.
Seperti saya ketika pertama kali diajak makan Sego Gandul ini. Dalam benak saya
gandul adalah nama lain untuk pepaya dalam bahasa jawa, jadi sego gandul adalah
nasi dengan sayur pepaya. Ternyata dugaan saya salah besar.
Sego Gandul adalah nasi yang diberi
masakan daging kuah. Daging sapi yang telah dibubui dan dimasak tersedia di
meja dengan berbagai pilihan: ada empal, kulit, hati, lidah, dan paru. Bumbunya
kalau menurut saya seperti dibacem. Tersedia juga telur yang sama bumbunya.
Pembeli memilih daging mana yang disukai. Daging pilihan itu akan
dipotong-potong dengan menggunakan guntin, bukan pisau seperti di daerah lain.
Diberi kecap manis, bawang merah goreng, dan sambel. Setelah itu diguyur kuah
kental.
Salah satu yang khas adalah alas
makannya yaitu daun pisang. Piring diberi lapisan selembar daun pisang. Daun
pisang ini memberi citarasa yang khas pada sego gandul. Kalau mau makannya pun
bisa menggunakan sendok daun pisang alias ’suru’. Cara membuat surunya, daun
pisang disobek sedikit kemudian ditekuk sedemikian rupa sehingga bisa untuk
menyendok nasi. Sego Gandul memiliki citarasa asli Jawa Tengah yang terkenal
suka yang manis-manis. Kuahnya sangat kental menambah kuat rasa dagingnya. Kuah
kentalnya mirip kuah Coto Makasar, tetapi rasanya beda.
Warung sego gandul biasanya diberi
embel-embel tulisan ‘Asli Gajah Mati’. Memang konon ceritanya sego gandul ini
berasal dari Ds Gajah Mati, salah satu desa di sisi timur kota Pati yang dekat
dengan terminal. Di pingir-pingir jalan desa ini memang banyak warung sego
gandul. Salah satu warung sego gandul yang sangat ramai ada di desa Gajah Mati
ini.
Sego gandul sekarang tidak hanya di
desa Gajah Mati saja. Makanan super nikmat yang nyos markonyosss ini bisa
ditemui di banyak tempat di Pati. Yang lumayan terkenal adalah sego gandul yang
di desa Gajah Mati itu sendiri dan di Jl. Diponegoro.
Setiap
daerah memiliki masakan khas yang bisa mengoyang lidah, termasuk Pati, kota
kecil di pesisir
utara Jawa Tengah. Pati memiliki
kuliner khas yang tidak ditemukan di kota-kota lain, yaitu: Sego Gandul Gajah
Mati.Kalau dilihat namanya Sego Gandul atau Nasi Gandul bisa menyesatkan.
Seperti saya ketika pertama kali diajak makan Sego Gandul ini. Dalam benak saya
gandul adalah nama lain untuk pepaya dalam bahasa jawa, jadi sego gandul adalah
nasi dengan sayur pepaya. Ternyata dugaan saya salah besar.
Sego Gandul adalah nasi yang diberi
masakan daging kuah. Daging sapi yang telah dibubui dan dimasak tersedia di
meja dengan berbagai pilihan: ada empal, kulit, hati, lidah, dan paru. Bumbunya
kalau menurut saya seperti dibacem. Tersedia juga telur yang sama bumbunya.
Pembeli memilih daging mana yang disukai. Daging pilihan itu akan
dipotong-potong dengan menggunakan guntin, bukan pisau seperti di daerah lain.
Diberi kecap manis, bawang merah goreng, dan sambel. Setelah itu diguyur kuah
kental.
Salah satu yang khas adalah alas
makannya yaitu daun pisang. Piring diberi lapisan selembar daun pisang. Daun
pisang ini memberi citarasa yang khas pada sego gandul. Kalau mau makannya pun
bisa menggunakan sendok daun pisang alias ’suru’. Cara membuat surunya, daun
pisang disobek sedikit kemudian ditekuk sedemikian rupa sehingga bisa untuk
menyendok nasi. Sego Gandul memiliki citarasa asli Jawa Tengah yang terkenal
suka yang manis-manis. Kuahnya sangat kental menambah kuat rasa dagingnya. Kuah
kentalnya mirip kuah Coto Makasar, tetapi rasanya beda.
Warung sego gandul biasanya diberi
embel-embel tulisan ‘Asli Gajah Mati’. Memang konon ceritanya sego gandul ini
berasal dari Ds Gajah Mati, salah satu desa di sisi timur kota Pati yang dekat
dengan terminal. Di pingir-pingir jalan desa ini memang banyak warung sego
gandul. Salah satu warung sego gandul yang sangat ramai ada di desa Gajah Mati
ini.
Sego gandul sekarang tidak hanya di
desa Gajah Mati saja. Makanan super nikmat yang nyos markonyosss ini bisa
ditemui di banyak tempat di Pati. Yang lumayan terkenal adalah sego gandul yang
di desa Gajah Mati itu sendiri dan di Jl. Diponegoro.
2.Soto Kemiri
sumber : id.wikipedia.org
Selain
sego/nasi gandul, di kota Pati juga ada soto khas Pati yang namanya Soto
Kemiri. Soto ini berbeda dengan soto Kudus yang bening. Soto kemiri lebih mirip
soto Jakarta yang kuahnya diberi santan dan berwarna kuning. Soto kemiri
menggunakan daging ayam yang sudah dibumbu kuning, berbeda dengan soto Jakarta
yang menggunakan daging sapi. Seperti halnya sego gandul, kuah soto kemiri
sangat kental dan bersantan. Namun, warnanya kuning dan rasanya lebih gurih.
Untuk
menambah citarasa, perasan jeruk nipis ditambahkan ke dalam soto. Kalau suka
pedas bisa diberi sambel. Kalau suka manis tinggal tambahkan kecap manisnya. Tambahan
daging ayam tersedia di meja warung, ada paha, dada, atau jeroan ayam.
Meskipun
namanya Soto Kemiri, soto ini bukanlah berbumbu khusus kemiri. Nama kemiri
adalah nama desa di mana soto banyak dikenal. Desa Kemiri juga terletak di sisi
timur kota Pati, di jalan utama Pati-Juana. Di desa ini banyak warung-warung
soto yang buka di pingir-pingir jalan.
sumber : id.wikipedia.org
Selain
sego/nasi gandul, di kota Pati juga ada soto khas Pati yang namanya Soto
Kemiri. Soto ini berbeda dengan soto Kudus yang bening. Soto kemiri lebih mirip
soto Jakarta yang kuahnya diberi santan dan berwarna kuning. Soto kemiri
menggunakan daging ayam yang sudah dibumbu kuning, berbeda dengan soto Jakarta
yang menggunakan daging sapi. Seperti halnya sego gandul, kuah soto kemiri
sangat kental dan bersantan. Namun, warnanya kuning dan rasanya lebih gurih.
Untuk
menambah citarasa, perasan jeruk nipis ditambahkan ke dalam soto. Kalau suka
pedas bisa diberi sambel. Kalau suka manis tinggal tambahkan kecap manisnya. Tambahan
daging ayam tersedia di meja warung, ada paha, dada, atau jeroan ayam.
Meskipun
namanya Soto Kemiri, soto ini bukanlah berbumbu khusus kemiri. Nama kemiri
adalah nama desa di mana soto banyak dikenal. Desa Kemiri juga terletak di sisi
timur kota Pati, di jalan utama Pati-Juana. Di desa ini banyak warung-warung
soto yang buka di pingir-pingir jalan.
3.Gethuk Runting
sumber : http://www.kaospatioblong.com
Bagi warga asli Pati, gethuk Runting bukanlah sesuatu yang baru. Olahan singkong ini telah kondang di seluruh wilayah Pati dan sekitarnya selama beberapa waktu. Gethuk ini dijual di sebuah warung kecil yang terletak di jalan raya Pati-Tayu, tepatnya di Runting. Gethuk Runting sendiri mengacu pada nama tempat asal gethuk.
Gethuk yang dijual di warung ini sama seperti lazimnya gethuk singkong yang lain. Yang membedakan adalah kelembutan tekstur gethuk ini. Ditambah lagi parutan kelapa dan serundeng kelapa yang royal ditaburkan. Disajikan dengan alas daun pisang, membuat gethuk ini semakin nikmat untuk disantap.
Selain gethuk, warung ini juga menyediakan kue lopis. Lopis gendut yang beramona daun pisang ini disajikan dengan kelapa parut dan juruh (saos gula merah). Manis dan gurih saat dinikmati.
Selain gethuk, warung ini juga menyediakan kue lopis. Lopis gendut yang beramona daun pisang ini disajikan dengan kelapa parut dan juruh (saos gula merah). Manis dan gurih saat dinikmati.
Untuk menemani bersantap gethuk Runting dan lopis, warung ini menyediakan wedang jahe dan wedang kopi. Jahe yang digunakan adalah bubuk jahe buatan sendiri, sementara kopi disajikan dalam bentuk kopi tubruk. Kopi yang digunakan adalah Java Coffee.
Harga yang ditawarkan warung sederhana ini sangat ramah di kantong. Hanya Rp 1.000.00 untuk tiap porsi gethuk Runting dan Rp 2,000.00-Rp 3,000.00 untuk masing-masing wedangnya. Saking larisnya warung ini, pembeli harus mengantri cukup panjang. Tenang saja, antrian panjang ini pasti tertebus dengan rasa yang ditawarkan gethuk, lopis, wedang jahe maupun wedang kopinya.
Jangan lupa mampir ke warung ini ya bila berkunjung ke Pati !
Jangan lupa mampir ke warung ini ya bila berkunjung ke Pati !
4.Petis Runting
sumber : http://id.wikipedia.org
Petis? Ini bukan cairan pekat hitam olahan dari rebusan ikan yang mengolesi tahu goreng. Ia bukan “tahu petis” yang sudah dikenal umum. Petis yang satu ini merupakan variasi masakan daging kambing yang hampir sama dengan gulai. Bedanya, petis kambing dicampur tepung beras dan rebusan daging. Sekilas, menu ini seperti gulai, kuahnya sedikit gelap. Namun saat anda menyantapnya, ada sensasi banyak butiran kenyal hangat yang lumer, ketika kuah sudah masuk dalam mulut. Ada beberapa potong bagian kambing yang menyembul di kuah, namun kebanyakan gajih atau lemak serta tulang kambing.
Sensasi lainya saat menyantap petis kambing adalah kita rela sedikit repot menghisap tulang untuk mengambil sumsumnya. Hmmm! kata orang, kita hampir tidak bisa mengetahui dari bagian mana kelezatan muncul. Umumnya, para penikmat petis kambing menyantapnya dengan sate kambing, tanpa nasi.
Segarnya petis kambing ini tergolong murah, hanya lima ribu rupiah per porsi. Maka tak heran jika para pelanggannya berasal dari berbagai kalangan, mulai dari petani, hingga para pejabat.
Makanan petis kambing merupakan makanan tradisional asal Desa Runting, Pati, Jawa Tengah dan saat ini telah berkembang hingga ke beberapa desa di sekitarya.
Bumbu untuk membuat petis kambing hampir sama dengan gulai, yaitu cabe, merica , jinten, bawang merah dan bawang putih. Namun ada tambahan bumbu lagi yaitu tepung beras dan gula jawa. Kambingnya juga harus kambing muda, sehingga tidak prengus, atau berbau menyengat. Kenikmatan petis kambing ini karena menggunakan resep kambing muda.
Jika anda penggemar masakan daging kambing, belum lengkap kalau belum merasakan petis kambing. Maka datanglah ke pati, dan nikmati petis kambing, yang rasanya tak kalah dibandingkan gulai.
Bila anda telah bosan makan di resto berkelas,
cobalah sensasi lain dengan kuliner tradisional
khas Pati berikut ini :
1.Masakan "Ndas Manyung" ( warung kiri jalan dari arah barat
sebelum JuwanaWater Fantasi )
2.Masakan "Mimi Mintuna" ( warung sebelah timur pasar Selok,desa Bakaran
Kulon,Juwana )
3.Masakan "Petis Bakaran" ( warung belakang Batik Cakra,Bakaran Wetan,
Juwana )
4.Masakan "Tempe Pedes" ( warung desa Jronto,Wedari,Pati )
5.Sambel Brambang Khas Juana ( warung lesehan sebelah selatan ( 10m)
Simpang Lima Pati
6.Minuman "Es Siwalan " (warung minten/buka jam 16.00,perbatasan
desa Bakaran Wetan dg desa Bakaran Kulon,
Juwana )
7.Minuman "Es Pleret" (warung dekat balaidesa,Bakaran Wetan,Juwana )
8.Bandeng Presto ( pasar Juwana )
9.Tahu Gimbal Urang ( warung depan hotel Kurnia Pati )
10.Aneka makanan tradisional di Simpang Lima Pati malam hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar