Pati Lovers Community
Sabtu, 22 November 2014
Minggu, 24 Agustus 2014
PRESTASI PELAJAR PATI TINGKAT INTERNASIONAL
Seorang siswi SMA PGRI 2 Kayen Kabupaten Pati, Jawa Tengah menorehkan prestasi membanggakan dengan berhasil menyabet juara I dunia dalam bidang biologi molukuler di Mostra Internacional De Ciencia Tecnologia (Mostratec) ke-28 yang digelar di Brazil pada 20-25 Oktober 2013.
Hasil penelitian Aprillyani tentang kulit (klotokan) kapuk randu yang diubah menjadi Biofungisida (pembunuh jamur pada tanaman) berhasil mengalahkan 500 peserta dari 40 negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, Belanda, Inggris dan Rusia, Tak tanggung-tanggung, hasil penelitian Aprillyani itu, berhasil menyabet dua medali sekaligus, yakni Best Project dan Juara I dari 13 kategori Biologia Celular e Molucular Micro Biologia.
”Rasanya bangga sekali. Ini berkat dukungan berbagai pihak, terlebih SMA PGRI 2 Kayen,” kata siswi yang masih duduk di bangku kelas XII IPA ini
Penelitian Aprillyani berawal dari keprihatinannya saat melihat sejumlah tanaman, seperti cabai milik petani di daerahnya yang produktivitasnya menurun, karena diserang jamur berupa serbuk-serbuk putih. Ia pun akhirnya mencari berbagai informasi terkait persoalan itu. Salah satu informasi yang diterimanya adalah klotokan kapuk randu ternyata bisa digunakan untuk menangkal jamur pada tanaman. Aprillyani pun melakukan serangkaian percobaan.
Penelitian Aprillyani berawal dari keprihatinannya saat melihat sejumlah tanaman, seperti cabai milik petani di daerahnya yang produktivitasnya menurun, karena diserang jamur berupa serbuk-serbuk putih. Ia pun akhirnya mencari berbagai informasi terkait persoalan itu. Salah satu informasi yang diterimanya adalah klotokan kapuk randu ternyata bisa digunakan untuk menangkal jamur pada tanaman. Aprillyani pun melakukan serangkaian percobaan.
Menurut Aprilia, penelitian bio fungisida hasil olahan dari abu kulit kapuk itu mampu melawan jamur yang sering ada pada tanaman seperti misalnya cabai. Keunggulan lain bio fungisida jenis ini adalah harganya yang relatif murah. Sedang apabila menggunakan pestisida kimia, justru dapat memicu karsiogenetik yang bila menumpuk di dalam tubuh, dalam jangka waktu lama akan menumbuhkan kanker.
“Kami prihatin cabai dari Indonesia sering di tolak di mancanegara karena masih mengandung pestisida kimia yang meski dicuci pun pengaruhnya tak akan hilang”, ungkapnya. “Jadi dengan bio fungisida kami, semestinya pengeluaran petani dalam menghilangkan jamur pada tanaman bisa ditekan hingga seperempat dari harga umum di pasaran”, tambahnya.
Harapannya
Dengan prestasi yang diraihnya ini, Aprillyani berharap generasi muda Indonesia tidak perlu pesimis dengan pemuda atau pemudi dari negara lain. Sebab ternyata, generasi muda Indonesia juga mampu berjaya di bidang ilmu pengetahuan. “Semoga ini bisa jadi semangat bagi rekan saya lainnya,” harapnya.
Surata, Kepala SMA PGRI 2 Kayen Surata, berharap hasil penelitian Aprillyani bisa dibuat secara massal sebab hasil penelitian tersebut sangat bermanfaat untuk menggenjot produktivitas berbagai tanaman sayuran. “Semoga SMA PGRI 2 Kayen bisa menjadi objek percontohan sekolah lain yang ada di Pati, maupun daerah lainnya,” tandasnya.
Sumber: daerah.sindonews.com (4/11/2013), pasfmpati.com (30/10/2013)
Kamis, 31 Juli 2014
INSTANSI PEMERINTAH
INSTANSI PEMERINTAH DI KAB. PATI
POLRES PATI
DPRD PATI
KAB. PATI
BADAN NARKOTIKA KABUPATEN PATI
DINAS PENDIDIKAN KAB. PATI
KANTOR IMIGRASI KAB. PATI
KANTOR BADAN PERTANAHAN KAB. PATI
KANTOR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KAB PATI
RSU Dr. SOWONDO PATI
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA PATI
KOMISI PEMILIHAN UMUM KAB PATI
SMAN 1 PATI
BRI PATI
KANTOR PELAYANAN PAJAK KAB PATI
KANTOR POS KAB PATI
DINAS KESEHATAN KAB. PATI
BANK JATENG PATI
BANK BNI PATI
Mangga dipun klik mawon........
KODIM 0718/PATIPOLRES PATI
DPRD PATI
KAB. PATI
BADAN NARKOTIKA KABUPATEN PATI
DINAS PENDIDIKAN KAB. PATI
KANTOR IMIGRASI KAB. PATI
KANTOR BADAN PERTANAHAN KAB. PATI
KANTOR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KAB PATI
RSU Dr. SOWONDO PATI
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA PATI
KOMISI PEMILIHAN UMUM KAB PATI
SMAN 1 PATI
BRI PATI
KANTOR PELAYANAN PAJAK KAB PATI
KANTOR POS KAB PATI
DINAS KESEHATAN KAB. PATI
BANK JATENG PATI
BANK BNI PATI
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT DI KAB. PATI
RSU Dr.Soewondo Pati
RS Mitra Bangsa Pati
RS Keluarga Sehat (KSH) Pati
RS Islam (RSI) Pati
RSU Dr.Soewondo Pati
RS Mitra Bangsa Pati
RS Keluarga Sehat (KSH) Pati
RS Islam (RSI) Pati
PENGHARGAAN TINGKAT NASIONAL UNTUK KAB. PATI :
1. Adipura Kencana
Penantian Kabupaten Pati untuk memboyong piala Adipura Kencana, akhirnya terbayar juga. Pemerintah Kabupaten Pati telah mendapatkan pemberitahuan resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup, untuk menghadiri penyerahan piala Adipura Kencana di Istana Wakil Presiden Jakarta, besok (5/6).
Bupati Pati Haryanto, didampingi Kepala SKPD terkait, akan bertolak ke Jakarta untuk menerima piala Adipura Kencana, yang telah dinantikan selama tujuh tahun lamanya. Ia pun menyampaikan rasa syukurnya atas prestasi gemilang yang diraih Kabupaten Pati ini. Menurutnya, keberhasilan Kabupaten Pati menerima piala Adipura Kencana untuk kategori kota kecil di tahun ini tidak terlepas dari peran masyarakat Pati turut menjaga kebersihan kota Pati. “Penghargaan Adipura Kencana ini telah kita nantikan selama bertahun- tahun akhirnya membuahkan hasil seperti yang diharapkan oleh seluruh masyarakat”, terangnya.
Ia pun mengapresiasi dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak, dari jajaran Forkompinda Kabupaten Pati, seluruh SKPD, para pengusaha, perbankan yang ada di Pati, juga paguyuban PKL yang turut bekerja sama menjaga kebersihan dan keindahan kota Pati. Bupati pun menyadari tanpa adanya peran serta dari seluruh warga Pati yang ikut bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan, maka Adipura Kencana akan mustahil diraih tahun ini. “Termasuk juga tenaga kebersihan (pasukan kuning) patut diapresiasi karena jasa mereka turut membersihkan kota Pati,” imbuh Bupati.
Pada momen perolehan Adipura Kencana ini, Bupati berharap seluruh elemen masyarakat dapat menjadikannya sebagai motivasi untuk membudayakan lingkungan yang bersih, sehingga ke depan Pati akan selalu dikenal sebagai kota yang bersih, indah dan asri.
Sebagai wujud rasa syukur atas perolehan penghargaan Adipura Kencana ini, Pemkab Pati akan menyelenggarakan kirab Adipura yang rencananya akan berlangsung pada Jumat siang, 6 Juni besok. Wakil Bupati Budiyono bersama Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Desmon Hastiono, diberi amanah oleh Bupati untuk merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kirab, yang akan dimulai dari wilayah Margorejo hingga mengelilingi kota Pati.
Seluruh SKPD, camat, pengusaha, BUMN, BUMD, perbankan, anggota Polri, anggota TNI beserta gabungan komunitas motor dan jeep akan mengikuti kirab yang rencananya dimulai dari Margorejo dan berakhir di halaman kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Pati.
“Piala adipura kencana ini merupakan milik masyarakat Pati, untuk itu akan dikirab untuk ditunjukkan pada seluruh masyarakat tentang capaian yang berhasil kita peroleh tahun ini,” pungkas Bupati.(Sumber : PasFM Pati)
2. Rabat Beton
Rabat beton jalan sepanjang 2 KM yang melibatkan 2000 orang di Desa Jambean Kidul Kecamatan Margorejo, masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI), Rabu pagi, 9 Oktober 2013. Selain dikerjakan secara bergotongroyong, penyelesaian pengerjaannya melibatkan berbagai elemen masyarakat, dalam waktu 1 jam.
Usai menyelesaikan pengerjaan rabat beton jalan sepanjang 2 KM, Senior Manager Museum Rekor Indonesia (MURI), Paulus Pangkah menyerahkan plakat MURI kepada Bupati Haryanto, Dandim 0718/Pati Letkol Inf. Hery Setiyono, Kepala Bapermades Mochtar, dan sebuah buku tentang MURI kepada Kapolres Pati AKBP Dr Bakharrudin MS.
Senior Manager MURI, Paulus Pangkah, saat menyerahkan pelakat MURI berharap, catatan rekor MURI pengerjaan rabat beton sepanjang 2 KM dalam waktu 1 jam di Desa Jambean Kidul Kecamatan Margorejo, dapat memotivasi (mendorong) masyarakat untuk kembali menumbuhkan bergotong royong yang mulai terkikis.
“Dan pada pagi ini kami dari MURI mencatat rekor ini pada urutan ke 6172. Untuk Kami berharap prakarsa Bupati bersama Dandim, dan Kepala Bapermades, dapat menginspirasi warganya maupun masyarakat Indonesia untuk kembali menggiatkan gotong royong dalam segala hal,” katanya.
Bupati Pati, Haryanto mengungkapkan, pengerjaan rabat beton jalan yang dicatat MURI, merupakan upaya Pemkab membangkitkan jiwa gotong royong dan swadaya masyarakat. Pengerjaan rabat beton jalan yang dilakukan dengan bergotong royong, mampu menghemat anggaran yang signifikan.
“Kalau dihitung dengan tenaga yang ada sekitar 2000an orang kita kalikan setengah hari @Rp.30ribu, sudah menghemat anggaran hingga puluhan juta rupiah. Ini yang kita harapkan. Kita membantu, masyarakat yang mendukung, bergotong royong. Jangan semuanya dibebankan kepada Pemerintah, itu yang kita harapkan,” ungkap Bupati Haryanto.
Ribuan orang yang terlibat dalam penyelesaian rabat beton sepanjang 2 KM itu, selain personil TNI/Polri, pegawai negeri sipil maupun pegawai suasta, ormas (FKPPI), komunitas otomotif, pelaku PNPM Mandiri Perdesaan, serta masyarakat setempat.(Sumber PAS FM)
3. Kirab Merah Putih Indonesia Bangkit Kab. Pati Th.2013
Dengan jumlah peserta lebih dari 500 orang yang semua berkendara motor dan mobil lengkap dengan bendera kebangsaan berkibar di sepanjang jalan Kabupaten Pati, Kirab Merah Putih Indonesia Bangkit 2013, masuk dalam daftar Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).
Penyerahan piagam dilakukan perwakilan Muri, Paulus Pangka, di halaman pendapa kabupaten kepada Bupati Haryanto dan panitia penyelenggara. Karena itu, ujar ketua panitia Kirab Merah Putih Indonesia Bangkit 2013 Kabupaten Pati Endah Sri Wahyuningati dari FKPPI, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Bupati beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atas keterlibatan mereka dalam mendukung kirab tersebut. Selain itu, ungkapan senada juga disampaikan kepada seluruh jajaran SKPD, komunitas, serta masyarakat. Besar dukungan dan perhatian dalam upaya panitia membangkitkan lagi semangat nasionalisme berhasil dilaksanakan dengan lancar. Lebih dari itu, upaya menggalang persatuan dan kesatuan ke depan bisa diwujudkan melalui kegiatan sama. Karena itu, Kirab Merah Putih tetap diagendakan pada tahun-tahun berikutnya.
Penyerahan piagam dilakukan perwakilan Muri, Paulus Pangka, di halaman pendapa kabupaten kepada Bupati Haryanto dan panitia penyelenggara. Karena itu, ujar ketua panitia Kirab Merah Putih Indonesia Bangkit 2013 Kabupaten Pati Endah Sri Wahyuningati dari FKPPI, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Bupati beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah atas keterlibatan mereka dalam mendukung kirab tersebut. Selain itu, ungkapan senada juga disampaikan kepada seluruh jajaran SKPD, komunitas, serta masyarakat. Besar dukungan dan perhatian dalam upaya panitia membangkitkan lagi semangat nasionalisme berhasil dilaksanakan dengan lancar. Lebih dari itu, upaya menggalang persatuan dan kesatuan ke depan bisa diwujudkan melalui kegiatan sama. Karena itu, Kirab Merah Putih tetap diagendakan pada tahun-tahun berikutnya.
Melalui media tersebut, dia juga sangat terharu ketika respons yang begitu besar datang dari anak-anak usia SD yang memberi sambutan di sepanjang jalan. Padahal, kirab dengan menempuh perjalanan sepanjang 257 kilometer itu mulai pukul 08.00 hingga pukul 18.30, baru masuk kembali tempat semula.
Dalam perjalanan kembali menuju ke halaman pendapa kabupaten, puluhan warga komunitas penggemar olahraga bersepeda pun menyambut rombongan kirab. ''Mereka juga dengan membawa bendera Merah Putih mengikuti perjalanan di depan rombongan menuju ke pendapa,'' ujarnya.
Bergabung
Di sisi lain, lanjut Endah Sri Wahyuningati, di luar dugaan saat rombongan kirab dalam perjalanan juga banyak warga yang ikut bergabung berkendara motor. Hal itu dilakukan warga yang kebetulan mempunyai seragam kaus merah putih, di luar seragam yang diberikan panitia sebagaimana dilakukan para penggemar olahraga bersepeda. Bahkan mereka sudah menunggu dan mencegat rombongan peserta kirab dari tanjakan Trowelo di Gembong. Sambutan luar biasa justru saat perjalanan rombongan kirab mendekati pendapa kabupaten, disambut meriah dua grup drumband.
Hal itu dilakukan mulai dari Perempatan Bleber dengan memberikan atraksi saat dalam perjalanan menuju ke halaman pendapa. Tapi, terlebih dahulu mengelilingi Alun-alun Simpanglima Pati. Satu tujuan dalam rangkaian memperingati Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan benar-benar tepat sasaran. Apalagi, saat sebelum diberangkatkan untuk berkeliling di wilayah Kabupaten Pati, pihaknya juga membacakan pesan-pesan para pahlawan.( Sumber : Suara Merdeka)
Kegiatan Senam Waton Obah yang diselanggarakan oleh Pemkab. Pati di Alun – alun Simpang Lima Pati pada hari Sabtu tanggal 14 September 2013 telah berhasil membubuhkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) kategori senam sehat dengan hadiah hewan ternak terbanyak.
Hadiah doorprize yang dibagikan kepada para peserta senam yaitu 8 ekor sapi dan 104 ekor kambing serta 50 paket sembako, sehingga hal inilah yang menjadikan + 15.000 orang warga Pati menjadi antusias untuk mengikuti senam tersebut.
Kegiatan Senam Waton Obah tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati kinerja 1 tahun Bupati dan Wakil Bupati Pati Haryanto Berbudi dengan mottonya “Noto Projo Mbangun Deso”, meskipun pihak penyelenggaranya dari Pemkab. Pati namun mengenai anggaran pendanaan bukan berasal dari APBD melainkan dari sponsor.
Bupati Pati HARYANTO menjelaskan bahwa tujuan utama dari pembagian hadiah hewan ternak dikandung maksud untuk mendukung pemberdayaan masyarakat Pati yang mana ternak tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga Pati, selain itu Senam Waton Obah juga dapat menjadikan tubuh fit dan sehat jasmani.
Untuk memeriahkan acara kegiatan senam tersebut juga diiringi dengan pertunjukan musik dangdut OM. RESETA. (Sumber : Arya/Seputarpati.com)
4. Prestasi Pelajar Kab. Pati Tingkat Internasional
Pelajar Indonesia menang lomba biologi di Brazil
Senin, 4 November 2013 − 13:46 WIB
Aprillyani Sofa Marwaning Tyaz menunjukkan medali emas yang dia dapatkan (foto:Oliez/Koran Sindo)
Sindonews.com - Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan oleh Aprillyani Sofa Marwaning Tyaz, salah seorang siswi SMA PGRI 2 Kayen Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Siswi yang masih duduk di bangku kelas XII IPA ini, berhasil menyabet juara I dunia dalam bidang biologi molukuler yang digelar di negara Brazil pada 20-25 Oktober 2013.
Hasil penelitian Aprillyani tentang kulit (klotokan) kapuk randu yang diubah menjadi Biofungisida (pembunuh jamur pada tanaman) berhasil mengalahkan 500 peserta dari 40 negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, Rusia, dan lain sebagainya.
Tak tanggung-tanggung, hasil penelitian Aprillyani itu, berhasil menyabet dua medali sekaligus, yakni Best Project dan Juara I dari 13 kategori Biologia Celular e Molucular Micro Biologia.
”Rasanya bangga sekali. Ini berkat dukungan berbagai pihak, terlebih SMA PGRI 2 Kayen,” kata Aprillyani, kepada wartawan, Senin (4/11/2013).
Penelitian Aprillyani berawal dari keprihatinannya saat melihat sejumlah tanaman, seperti cabai milik petani di daerahnya yang produktifitasnya menurun, karena diserang jamur berupa serbuk-serbuk putih.
Dia pun akhirnya mencari berbagai informasi terkait persoalan itu. Salah satu informasi yang diterimanya adalah, klotokan kapuk randu ternyata bisa digunakan untuk menangkal jamur pada tanaman.
Aprillyani pun melakukan serangkaian percobaan. Klotokan kapuk randu itu dibakar, lalu diambil abunya. Setelah itu, abu tersebut diambil ekstraknya. Lantas, ekstrak tersebut dicampur dengan sejumlah bahan lain, salah satunya sabun colek.
Setelah berbagai bahan tersebut siap, dia pun lantas melakukan percobaan untuk menguji efektifitas formula yang dibuatnya.
“Pertama saya uji coba ke irisan tempe. Biasanya tempe kalau dibiarkan akan dipenuhi oleh jamur. Dan ternyata setelah saya beri formula itu, ternyata jamur tersebut tidak muncul,” terangnya.
Karena belum yakin, Aprillyani pun lantas mengujicobakan penelitiannya ke sejumlah tanaman seperti cabai. Dan ternyata jamur yang menyerang cabai juga tidak muncul setelah diberi formula tersebut.
“Padahal pada saat yang sama, tanaman yang tidak diberi formula itu muncul banyak jamur,” jelasnya.
Dengan prestasi yang diraihnya ini, Aprillyani berharap generasi muda Indonesia tidak perlu pesimis dengan pemuda atau pemudi dari negara lain. Sebab ternyata, generasi muda Indonesia juga mampu berjaya di bidang ilmu pengetahuan.
“Semoga ini bisa jadi semangat bagi rekan saya lainnya,” harapnya.
Dalam lomba tersebut, ada tiga sekolah dari Indonesia yang juga ikut berkompetisi di Brazil. Yakni SMA PGRI I2 Kayen, Pati, SMA Karisma Bangsa Banten, dan SMAN Sumatera Selatan Sampurna Akademi. Dari ketiga sekolah ini, SMA PGRI 2 Kayen medapat predikat terbaik dari tiga tim asal Indonesia tersebut.
“Ini sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Kabupaten Pati. Ternyata, meski berada di kawasan pinggiran, kita memiliki aset di bidang pendidikan yang mampu bersaing di kancah dunia,” papar Kepala SMA PGRI 2 Kayen Surata.
Surata berharap, hasil penelitian Aprillyani bisa dibuat secara massal. Sebab hasil penelitian tersebut sangat bermanfaat untuk menggenjot produktifitas berbagai tanaman sayuran. Tentu saja, langkah ini bisa dilakukan jika ada pihak yang mau mensponsori hasil penelitian tersebut menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Semoga SMA PGRI 2 Kayen bisa menjadi objek percontohan sekolah lain yang ada di Pati, maupun daerah lainnya,” tandasnya.
Siswi yang masih duduk di bangku kelas XII IPA ini, berhasil menyabet juara I dunia dalam bidang biologi molukuler yang digelar di negara Brazil pada 20-25 Oktober 2013.
Hasil penelitian Aprillyani tentang kulit (klotokan) kapuk randu yang diubah menjadi Biofungisida (pembunuh jamur pada tanaman) berhasil mengalahkan 500 peserta dari 40 negara besar di dunia, seperti Amerika Serikat, Rusia, dan lain sebagainya.
Tak tanggung-tanggung, hasil penelitian Aprillyani itu, berhasil menyabet dua medali sekaligus, yakni Best Project dan Juara I dari 13 kategori Biologia Celular e Molucular Micro Biologia.
”Rasanya bangga sekali. Ini berkat dukungan berbagai pihak, terlebih SMA PGRI 2 Kayen,” kata Aprillyani, kepada wartawan, Senin (4/11/2013).
Penelitian Aprillyani berawal dari keprihatinannya saat melihat sejumlah tanaman, seperti cabai milik petani di daerahnya yang produktifitasnya menurun, karena diserang jamur berupa serbuk-serbuk putih.
Dia pun akhirnya mencari berbagai informasi terkait persoalan itu. Salah satu informasi yang diterimanya adalah, klotokan kapuk randu ternyata bisa digunakan untuk menangkal jamur pada tanaman.
Aprillyani pun melakukan serangkaian percobaan. Klotokan kapuk randu itu dibakar, lalu diambil abunya. Setelah itu, abu tersebut diambil ekstraknya. Lantas, ekstrak tersebut dicampur dengan sejumlah bahan lain, salah satunya sabun colek.
Setelah berbagai bahan tersebut siap, dia pun lantas melakukan percobaan untuk menguji efektifitas formula yang dibuatnya.
“Pertama saya uji coba ke irisan tempe. Biasanya tempe kalau dibiarkan akan dipenuhi oleh jamur. Dan ternyata setelah saya beri formula itu, ternyata jamur tersebut tidak muncul,” terangnya.
Karena belum yakin, Aprillyani pun lantas mengujicobakan penelitiannya ke sejumlah tanaman seperti cabai. Dan ternyata jamur yang menyerang cabai juga tidak muncul setelah diberi formula tersebut.
“Padahal pada saat yang sama, tanaman yang tidak diberi formula itu muncul banyak jamur,” jelasnya.
Dengan prestasi yang diraihnya ini, Aprillyani berharap generasi muda Indonesia tidak perlu pesimis dengan pemuda atau pemudi dari negara lain. Sebab ternyata, generasi muda Indonesia juga mampu berjaya di bidang ilmu pengetahuan.
“Semoga ini bisa jadi semangat bagi rekan saya lainnya,” harapnya.
Dalam lomba tersebut, ada tiga sekolah dari Indonesia yang juga ikut berkompetisi di Brazil. Yakni SMA PGRI I2 Kayen, Pati, SMA Karisma Bangsa Banten, dan SMAN Sumatera Selatan Sampurna Akademi. Dari ketiga sekolah ini, SMA PGRI 2 Kayen medapat predikat terbaik dari tiga tim asal Indonesia tersebut.
“Ini sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Kabupaten Pati. Ternyata, meski berada di kawasan pinggiran, kita memiliki aset di bidang pendidikan yang mampu bersaing di kancah dunia,” papar Kepala SMA PGRI 2 Kayen Surata.
Surata berharap, hasil penelitian Aprillyani bisa dibuat secara massal. Sebab hasil penelitian tersebut sangat bermanfaat untuk menggenjot produktifitas berbagai tanaman sayuran. Tentu saja, langkah ini bisa dilakukan jika ada pihak yang mau mensponsori hasil penelitian tersebut menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Semoga SMA PGRI 2 Kayen bisa menjadi objek percontohan sekolah lain yang ada di Pati, maupun daerah lainnya,” tandasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)